Kisah IPCop dan spesifikasi HARDWARE

 
Sebuah Kisah
Bermula dari rasa penasaran terhadap serangan intruder terhadap PC dan Network ditempat saya bekerja, tepatnya serangan Nimda saat pertama kali muncul (awal abad 2000), begitu dahsyat sehingga network lumpuh dan client tidak dapat bekerja seperti biasanya. Saat itu client Windows 2000 seperti mati kutu. Sebenarnya saat itu saya sudah mengetahui bahwa serangan Nimda cukup merepotkan, namun masih wait and see... dan apesnya akibat wait and see itu kebagian juga jatah serangan. Untungnya Nimda bisa diatasi dengan menambal security patch Service Pack 4. Repotnya, saya harus memantau kondisi network setelah serangan itu, saat itu saya masih menggunakan Probe under Windows untuk melakukan probe atau sniffer jaringan, untungnya masih ada versi gratisnya.

Sejak itu, mulai tercipta konsep dalam pikiran, bahwa security netwok haris kita buat diatas dan dibawah. Diatas kita melakukan filtering dari network luar, alias kita harus punya firewall, dibawah, hak akses user harus dibatasi !
Tidak mudah mencari firewall yang handal, apalagi yang gratis, bahkan penggunaan IPCop oleh saya pribadi pun melalui proses panjang. Sampai saya berpindah tempat kerja dari admin di perusahaan ke ISP. Disinilah saya mengenal netwok lebih jauh dan lebih luas, dalam artian tidak hanya sekedar LAN, secara detail, karena sebelumnya saya hanya sebagai konsumen dari ISP itu sendiri.

Pemakain IPCop sendiri baru saya terapkan di perusahaan yang mengalami outbreak network sangat parah. Virus, spyware, trojan,worm dan sebangsanya sudah mendarah daging ! Bahkan sampai-sampai, dari yang sebelumnya menggunakan Cisco SOHO cukup untuk routernya, di upgrade ke Cisco 1721, tetap saja networknya selalu down. Sangat parah !

Banyak pilihan PC router dan firewall buat saya saat itu, namun mengingat problem yang harus cepat ditangani, saya jatuhkan pilihan pada IPCop.
Selesaikah masalahnya?

Tidak kawan, IPCop yang saya pasang di PC Pentium III 500 MHz dan memori 64 kb, hanya mampu bertahan paling lama 4 jam ! Selanjutnya down. Saya berfikir, PC router yang punya spesifikasi hardware lebih tinggi dari router saja bisa cepat down, apalagi router SOHO... :))
Mau tidak mau hardware harus di upgrade, dan terbukti dengan bartambahnya spesifikasi hardware, IPCop mampu menahan gempuran dari external dan internal network. Selanjutnya saya tinggal melihat aktivitas tiap client dan mencomotnya untuk dilakukan perbaikan.

Sekian lama menggunakan IPCop dan menularkannya pada teman-teman deket saya, saya sempat berfikir, mungkin jika saya membuat blog panduan pemakaian IPCop, akan membantu teman-teman dalam menyeting IPCop, tidak perlu lagi repot-repot membaca literatur bahasa Inggris, dan syukur-syukur kita bisa membuat komunitas pengguna IPCop di Indonesia.

Kenapa IPCop? Bukan yang lainnya?




Spek Komputer yg diperlukan tidak harus yg high end,yang penting semua komponen berjalan normal dan mampu running nonstop ( untuk router warnet 24 jam atau perusahaan dengan disertai web server,mail server dll)..
  • Processor bisa P III / PIV atau yg lebih tinggi
  • Motherboard disesuaikan
  • Ram / memory Minimal 64 MB,lebih tinggi lebih baik
  • HDD terserah kita ( IPcop Mendukung web Proxy, bila kita ingin mengaktifkannya tentu memerlukan space HDD yg lebih besar)
  • CD rom/ DVD rom untuk instalasi awal saja...selanjutnya bisa di lepas
  • Monitor,Keyboard,mouse...untuk instalasi awal, selanjutnya setting konfigurasi bisa lewat web based
  • Lan Card Minimal 2 Buah, Untuk RED interface ( Dari modem ISP) dan GREEN interface (LAN). Untuk BLUE interface dan ORANGE interface tentu kita harus menambah lagi Lan Card.Total Penggunaan Lan Card IPcop 4 buah(opsional)
  • CD/ DVD ipcop. iso image nya dan burning ke CD/DVD.
 

1 Response to "Kisah IPCop dan spesifikasi HARDWARE "

  1. terimakasih banyak min, nambah lagi pengetahuan mengenai komputer inni...
    blower hp

    BalasHapus